Awake Part.2
Cerita sebelumnya."Aku tuh imej nya nggak cocok tidur di rumah kamu, hahaha."
ーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーー
"Se ... Seren ..." ucapku sedih. "Kalau memang kamu nggak mau berteman denganku ... bilang saja itu sudah cukup." aku menunduk.
Bego! Harusnya, aku berbuat baik sama dia! Ingat misi ... pikir Seren.
"Tidak! Itu hanya sandiwara. Tenang saja. Mana mungkin aku marah sama kamu? Pa ... gini aja! Hmm ... Yu Yin tinggal di rumah kita! Tapi ... nanti ... uang nya biar aku yang urus." tawar Seren.
"Yasudah ... ingat ya, pertanggungjawabkan!" ayah segera berlalu. "Sip," lanjut Seren lagi.
"Ren ... serius aku boleh disini?" tanyaku tak yakin.
"Ya iyalah! Tapi ingat ya, pakaian kau bawa sendiri. Makanan nanti aku yang buat. Oke?" ingat Seren.
"Kamu itu aneh banget ya Ren, masa aku nginep ga bawa baju. Itu mah ... orang kismin!" candaku.
"Iya ...," ia berbalik. "Tapi ingat ya ... itu memang kamu yang kismin." ucapnya berbisik.
ーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーー
"Hha, jadi ini yang namanya televisi? Kok aku baru tau ya?"
"Kamu siih , gak pengin tau."
"Oh! Oh! Ini apa?"
"Ini iklan namanya. Dan itu artis, salah satu pekerjaan. Dibayarnya mahal, lho."
Dibayar mahal? pikirku.
"Aku pengen banget jadi artis, agar bisa menyembuhkan Kakek Tong Fyu." impiku.
"Ngimpi ya? Aku aja yang cute, manis, pinter, cantik ini nggak kepilih jadi artis?" ia sedih. "Ngomong sih gampang, mewujudkannya susah?!"
"Memang sih, kalo punya kemauan pasti bisa."
Malamnya.
Di Rumah Seren.
Bagaimana caranya jadi artis ya?
"Kamu pasti lagi mikirin cara jadi artis kan? Aku udah tau pikiranmu yang bebal itu!" sela Seren.
"Iiih ... ya, terserahlah."
"Mau aku ajarin gak? Artis itu harus jago akting, nyanyi, dan sandiwara, kepribadiannya juga hrus bagus! Tapi ..."
"Tapi?"
"Yang paling penting, artis itu harus kaya." lanjutnya sinis.
DEG.
Jantungku kedua kalinya tak kuat menahan sedih. Sepertinya telingaku sudah dibisiki setan.
"Buat apa kaya itu? Hih! Sudahlah. Ayo!"
Sehari ...
Dua hari ...
Tiga hari ...
Empat hari ...
1 Minggu ...
2 Minggu ...
3 Minggu ...
1 Bulan ...
1 Bulan berlalu.
"Nah sekarang, aku tes bakatmu!" ucap Seren.
Aku mulai menyanyikan lagu ... itu yang membuat aku sendiri! Judulnya ... aku belum memberi nama.
"Oooo .... aku ... saat itu .... Huoooo!!!" aku menyanyikannya sebisa mungkin.
"STOP! STOP! STOP!" seru Seren.
"Suaramu cukup bagus, tapi nada nya berantakan! Ayo, latihan lagi!"
"Tapi ..."
"Ayo!"
"HUOO ... O .. . OOO.... AKU .... SAAT ITU .... HUOOOOO!!!!!!!!!!!!! SAAT ITU AKU ....................................... DI TAMAN ITU, SAAT ITU ................... DUDUK .....UOOOOOOOOOO~~~"
Tak terasa 1 tahun sudah berlalu.
Keadaan Kakek Tong Fu semakin parah.
"Kek, aku ragu dengan kesehatan kakek." ucapku pelan di rumah kakek.
"Tidak apa - apa!" balasnya. "Kakek akan cepat sembuh. Sana kamu jualan apel."
"Yang benar? Yasudah ..."
Aku mati - matian berjualan saat itu.
ーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーー
Akankah Kakek Tong Fu selamat? Nantikan episode 3 selanjutnya : HURT.