Story of a Bully 1 : New Series

Aku berjalan dengan lesu. Semu. Angin menghempas, tak ada detik yang bergeming memberiku kesempatan, agar aku bisa mencoba lagi masuk ke SMA favoritku. Tapi ...
aku berakhir di sini, Mod International School .............


Aku belum memberitahu namaku. Namaku Kyou Monarisa. Dipanggil Kyori, unik bukan? Aku ingin masuk sekolah idamanku, tapi, sebagai seorang manusia biasa, NEM ku hanya titik bagi sebuah matahari. NEM ku ... 23. Bisa dibilang aku tidak berbakat, karena memang aku tidak serius menjalaninya. Aku hanya santai, seperti bintang yang bertarung dengan matahari dan tidak memikirkan dampak yang terjadi apabila ia bertarung dengan matahari. Yah, bisa dibilang begitu. Mulai saat ini, aku terus di-bully, dan ...
inilah kisahku.

"Euy! Kyori!" panggil Moru.
"Moru? Ada apa?" aku menoleh, dan tiba - tiba ...
RATATATATATA~~~ Wajahku sudah berlumuran mentega basi, Euuwwhhh ...
"APA-APAAN INI, MORU?!" Aku geram.
"Kau tak tahu? Ini salam penyambutan!" Moru meledek.
"MORU!" 
"Sudah, diam! Ini sekolah internasional! MOD! Meaning of Doodle!" cegah guru.
"Bu, saya juga nggak ngerti ini sekolah apa. Saya terpaksa disini karena NEM saya jelek." Kaoru mengecoh guru.
"KAORU! Diam!" guru itu mulai meraung
"AWH! Kau menginjak kakiku! Moru! KAORU!!!" aku merasa kakiku mulai terinjak - injak 'kerikil hitam'. "KAORUU!!!!!!!!!!"

 "Bagaimana rasanya tawuran untuk pertama kali, Kyori?" Moru menawarkan sake manis nya kepadaku.
"Terimakasih sake manisnya, Moru! Yah, cukup seru, tapi ... aku kan perempuan!" balasku sambil membuka tutup kaleng sake manis itu.
"APA?!" Moru berteriak. Aku tersedak. "Kau ... kau ... cewek?!"
"I ... Iya.. Ten, Tentu!" aku gugup.
"MENGAPA TAK BILANG?!" ia terbangun.
"Me, memang jika wanita mengapa?" Aku bergetar.
"WANITA ITU DISAMBUT DENGAN LEMBUT!" serunya.
"La, lalu mengapa kau menaburkan mentega di ... uff ...!" wajah Moru mendekat. 
"Dengar Kyori! Jika kau wanita, kau tak pantas masuk ke sini. Mengerti? Disini sekolah kasar yang terkenal karena kekasarannya." aku tertunduk. "Tapi, aku akan melindungimu."
"Benarkah itu? MORU?!"
"Ten, tentu saja! Terimakasih! Moru, aku berhutang budi padamu!" aku menunduk.
"Yaa ... itu hanya kau adalah ... perempuan. Begitu! Mulai besok kau ke sekolah denganku! Mengerti Kyori?!" dia membalas.
"Ba, baik!"

Bersambung di kisah selanjutnya :
Story of a Bully 2 : This world is not to cry on