CIIIT!! Mobil Moru tepat berada di depan rumahku.
"Kamu tidak apa - apa bareng Moru, ke sekolah? Kalian kan, berbeda jenis kelamin!" ibu khawatir.
"Tidak apa - apa, tidak masalah, ia sahabat karibku! Ya ... Moru. Daa!" aku bergegas ke mobil Moru.
"Hey, Moru!" aku langsung mengambil tempat duduk tepat di sebelahnya.
"Ada apa denganmu? Minggir! Jangan terlalu dekat! Hus... hus!" ia mengusirku.
"Uuuhh ... =3=" aku membalasnya. "Memangnya kenapa, sih? Aku kan cuman mau duduk di sebelahmu saja." aku berkacak pinggang.
"Pokoknya tidak! Kita belum punya status hubungan yang jelas, camkan itu." ia menggeser duduknya dan menjauh.
"Pokoknya aku di sebelahmu!"
"Tidak!"
"Iya!"
"Tidak!"
"Pokoknya harus IYA!"
"Ukh!" akhirnya ia mengalah. "Yasudahlah ... apapun jadinya, kali ini saja!" ia memberi dispensasi.
"Baiklah!" aku setuju.
"Apa - apaan anak itu? Aku tidak mengerti apa yang ada di pikirannya!" Moru berpikir keras.
CIIT .... Untuk kedua kalinya mobil berhenti di depan gerbang masuk MOD International School. Aku dan Moru langsung bergegas masuk, karena sudah mau terlambat.
"Ayo, cepat!" Moru menggandeng tanganku.
"Ya!"
Sebelumnya , disini seperti ... hening sekali. Tapi ... MENGAPA DI SINI JADI BANYAK MURID CEWEKNYA?!
"Mo ... Moru ... apa kau tidak merasa aneh?" aku mempererat peganganku.
"Apa yang kau maksud dengan ... 'aneh'? Apa kau juga merasa bahwa ..." ia mempercepat langkahnya. "Bahwa di sini jadi banyak murid perempuan, begitukah Kyori?"
"Ternyata kau merasakannya juga! Moru, jangan - jangan ada ..." kata - kataku yang belum selesai itu, terputus begitu saja.
"MINGGIR ! MINGGIR!" ada seorang penjaga gerbang yang mengusir kami dari hadapannya. Ada apa sih?
Tiba - tiba mobil mewah masuk ke sekolah kami. Aku dan Moru mengambil langkah mundur.
Dan ... keluarlah seorang laki - laki yang sepertinya aku pernah melihatnya ... dari koran, internet, atau majalah . . . siapa yaa?
"KYAA!! Gye Sung!" semua anak perempuan berteriak memanggil nama orang itu ... Gye Sung. Orang Korea, hah?
Tiba tiba orang yang dipanggil 'Gye Sung' itu menghampiriku, menatap tatapan mataku. Aku tidak mengerti, dan tiba tiba ia berkata sesuatu sambil memegang tanganku.
"Anak dari direktur perusahaan nomer 1 di kota ini, Kyou Monarisa, Kyori?" ia berkata dengan tenang.
Semua anak perempuan tersentak. Antara terkejut dan cemburu. Mengapa? Gye Sung sangat populer di kalangan remaja. Tidak heran semua orang menyukainya.
"Yah ... ya, aku ... aku Kyori." aku menjawab dengan gugup.
"Ternyata dugaanku tepat." ia melepaskan genggamannya.
"Lalu apa yang kau inginkan dari Kyori?!" tiba - tiba Moru menyela.
"Ooh, jadi ini pacarmu?" Gye Sung mencibir.
"Te-tentu saja bukan!" aku dan Moru menjawab bersamaan.
"Bohong atau benar?" sepertinya Gye Sung ingin menggoda Moru.
"TENTU SAJA BENAR JIKA KAMI HANYA BERTEMAN!" aku dan Moru lagi - lagi menjawab bersamaan.
"Kau jangan ikuti omonganku!" aku berbalik ke arah Moru.
"Yee! Siapa yang mengikutimu! Aku hanya berbicara apa yang ingin aku katakan!" ia mengelak.
"Jangan mengikutiku!"
"Aku tidak mengikutimu!"
"Kau jangan bohong! Kau mengikutiku!"
"Kau yang mengikutiku!"
"MORU!"
"KYORI!!"
"Cukup, cukup! Kalian kompak sekali, kan? Tapi kalian terlihat cocok ..." Gye Sung memuji, "Kalau begitu, to the point. Mengapa kalian cocok sekali?"
"Gye Sung! Sebenarnya kau ada janji apa menggoda kami?" semua anak perempuan dan laki - laki menyaksikan hal itu, mengelilingi kami.
"Oh ya ... aku sampai lupa sampai keasyikan menggoda kalian. Karena kalian lucu," Gye Sung tertawa. "Aku kesini karena ..."
semua tertegun.
"Karena, aku tertarik denganmu, Kyori." ia mendekat.
"HEEEEEEEEEEEEEEEE?!!!!!" kondisi menjadi ribut.
"Ma ... MA .... MAKSUDMU APA?!" aku berusaha menghindar.
"Ya ... bukankah itu menarik jika aku berteman dengan orang sepertimu?" ia berganti pose, berkacak pinggang.
"Apa maksudmu dengan 'Orang Sepertimu'?"
"Tentu saja, kau."
"Kau cantik dan lucu. Serta kau cukup populer karena ayahmu direktur no. 1 di kota ini, maka yaa ... aku mencari informasimu dan aku baru tahu kau bersekolah di sini."
Kondisi semakin ribut. Semua membicarakanku dan Gye Sung, termasuk Moru.
"Ta ... tapi ... mengapa kau bisa tahu aku bersekolah di sini?"
"Aku menyewa detektif untuk memata - mataimu, tapi kau tak tahu ... yasudah, aku diam - diam menyewa. Fyuh, bayarnya mahal, lho! Ayo ganti 500 ribu sini cepat!"
"Enak saja!"
"Tuh kan, kamu memang enak digoda dan lucu. Sudahlah, ayo masuk kelas."
"Y ... ya."
"Moru! Ayo kita ke kelas." aku bermaksud mengajak Moru, tapi ...
"STOP!" Gye Sung menyela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar